Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Tubuh Personel Polisi Tak Lagi Proporsional, Ini yang Dilakukan

Kompas.com - 11/07/2019, 18:42 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

KUPANG, KOMPAS.com - Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Timur (NTT) menyelenggarakan kegiatan program pengendalian Indeks Masa Tubuh (IMT) bagi personel Polri yang kelebihan berat badan di Sekolah Pendidikan kepolisian (SPN) Polda NTT, Kamis (11/7/19).

Kegiatan yang diselenggarakan oleh Biro Sumber Daya manusia (SDM) Polda NTT ini dijadwalkan dari 11 Juli hingga 25 Juli 2019.

Program pengendalian IMT bertujuan agar personel Polri memiliki postur yang proporsional, ideal antara tinggi dan berat badannya, sehingga dapat mendukung tugas yang memerlukan kegesitan dan kelincahan dalam beraktivitas.

Kepala Biro SDM Polda NTT Kombes Pol Trio Santoso, mengakui bahwa kegiatan ini diperuntukkan bagi personel Polri yang memiliki bobot tubuh yang tidak seimbang dengan tinggi tubuhnya.

“Terutama (anggota) yang bobot tubuhnya melebihi berat ideal bila dibandingkan dengan tinggi badannya,” ujar Santoso.

Baca juga: Alat Pemeriksa Ponsel Vanessa Angel Dipamerkan di HUT Bhayangkara

Sebelum mengikuti kegiatan IMT, para anggota terlebih dahulu mengikuti pemeriksaan kesehatan oleh Bid Dokkes Polda NTT, serta pengukuran tinggi dan berat badan.

Tim Medis dari Biddokes Polda NTT telah menyiapkan tim yang lengkap dengan peralatan kesehatannya untuk melakukan pemeriksaan kesehatan bagi anggota yang telah terdaftar sebagai peserta yang kelebihan berat badan.

Dari peserta yang terdaftar sebanyak 56 orang, 6 orang dinyatakan tidak memenuhi syarat untuk mengikuti program tersebut.

Keenam orang tersebut diketahui menderita tekanan darah tinggi dan jantung, sehingga tidak diperbolehkan mengikuti program. Selama dua pekan, mereka akan diberikan berbagai materi dan pelatihan kesehatan di asrama.

Sementara itu, 50 anggota Polda NTT yang terdiri dari 47 pria dan 3 polisi wanita diberikan pelatihan teori terkait pengaturan pola makan oleh ahli gizi selama dua pekan.

Ada pula teori pengendalian olah fisik oleh ahli bidang olahraga.

“Anggota juga mengikuti kegiatan pembinaan rohani maupun pembinaan disiplin, maupun tradisi serta kegiatan lainnya,” kata Santoso.

Baca juga: Polisi di Bandung Meninggal Usai Upacara Hari Bhayangkara

Latihan fisik

Setiap hari, 50 anggota Polda NTT ini juga mengikuti kegiatan fisik seperti jogging, aerobik dan olahraga umum.

Sesuai jadwal, setiap peserta sudah harus bangun sebelum pukul 5.00 Wita, untuk mengikuti jogging, lari dan bersih diri di SPN Polda NTT. Waktu diberikan hingga pukul 06.30 Wita.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com