Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Sebut Garam NTT Lebih Bagus dari Madura dan Australia

Kompas.com - 21/08/2019, 21:13 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

KUPANG, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau lokasi tambak garam di Desa Nunkurus, Kecamatan Kupang Timur, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Rabu (21/8/2019).

Dalam kunjungan ke tambak garam itu, Jokowi didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo dan sejumlah menteri serta Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat.

Menurut Jokowi, wilayah Kabupaten Kupang, memiliki potensi yang bisa dikerjakan seluas 21.000 hektare.

Baca juga: Jokowi Telepon, Ini Pesan untuk Gubernur Papua Barat Pasca-Kerusuhan Manokwari hingga Timika

Namun, kata Jokowi, baru 600 hektare yang digarap dan 10 hektare yang sudah selesai digarap.

"Jadi, ini memang baru dimulai. Tadi saya ditunjukan beberapa garam yang diambil dari luar Madura, Surabaya dan Australia dibandingkan dengan di sini (Kupang). Hasilnya di sini lebih bagus lebih putih dan bisa masuk ke garam industri," ungkap Jokowi.

Selain untuk garam industri, lanjut Jokowi, garam di Kupang ini nantinya bisa diolah lagi menjadi garam konsumsi.

"Artinya, ada potensi, tetapi ini memerlukan investasi yang tidak sedikit," ujar dia.

Baca juga: Dari Bali, Jokowi Terbang ke NTT

Jokowi juga berterima kasih kepada Gubernur NTT, yang telah menghadirkan investor untuk menggarap lahan garam ini.

"Saya ke sini hanya ingin memastikan, program untuk urusan garam ini sudah dimulai," tutur dia.

Jokowi berharap, dengan adanya produksi garam di Kupang, bisa mengurangi beban impor garap dari luar negeri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com