Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita di Balik Surat Wasiat Siswa SMP yang Diduga Gantung Diri karena Dendam Ibunya Dibunuh Sang Ayah

Kompas.com - 16/10/2019, 06:02 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Sebelum mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri, YSS (14), remaja asal Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), sempat menuliskan dua tujuan hidup yang gagal dilakukan semasa hidupnya.

YSS menulis, dua tujuan itu adalah gagal bersekolah hingga tamat SMA dan membunuh Antonius Sinaga, sang ayah kandung.

"Surat tersebut juga ditinggalkan YSS dengan tujuan agar dapat dibaca oleh Antonius Sinaga," ungkap Kapolsek Oebobo Kompol Ketut Saba, kepada Kompas.com, Selasa (15/10/2019) pagi.

Selain itu, YSS juga berpesan YSS, agar tidak dibuatkan syukuran atau acara apa pun.

"YSS juga meminta agar mayatnya tidak usah dimasukan ke dalam peti, tetapi langsung saja dimasukkan ke dalam lubang kubur saja," ungkap Saba.

Dendam gara-gara ibunya dibunuh sang ayah

Setelah ditemukan tewas, jenazah YSS segera dievakuasi oleh warga ke Rumah Sakit Bhayangkara Titus Uly Kupang.

Dari hasil penyelidikan polisi, YSS selama ini diduga masih menyimpan dendam terhadap ayahnya sendiri, Sinaga, yang telah membunuh ibunya pada tahun 2012 lalu.

Polisi pun segera mengungkap kasus tersebut dan menangkap Sinaga, lalu dijebloskan ke penjara.

Baca juga: Siswa SMP di Kupang Bunuh Diri karena Tak Bisa Bunuh Ayahnya

 

YSS pun akhirnya tinggal bersama pamannya di Kelurahan Oebufu, Kecamatan Oebobo, bersama saudara-saudaranya.

YSS tewas di rumahnya sendiri 

Sementara itu, dari hasil penyelidikan polisi, YSS ditemukan tewas di dalam rumahnya sendiri saat masih tinggal bersama kedua orangtuanya.

Waktu itu, salah satu saksi mata bernama Kristofel, yang sedang menggembala kambing di dekat rumah YSS, mencium bau menyengat dan melihat banyak lalat di balik kaca. 

"Saksi lalu mengintip dari kaca jendela dan melihat orang dalam posisi tergantung di dalam rumah," kata Saba. 

Kristofel kemudian langsung menghubungi Bhabinkamtibmas Kelurahan Tuak Daun Merah yang tinggal dekat lokasi kejadian.

"Saat ini rumah mereka (tempat YSS gantung diri) tidak dihuni dan kosong," kata Saba.

(Penulis : Kontributor Kupang, Sigiranus Marutho Bere | Editor: Aprillia Ika dan Michael Hangga Wismabrata)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com